Minggu, 29 April 2012

Pagi di Surabaya

Pagi hari di kota Surabaya, pengalaman pertama di kota pahlawan. Setelah tiba di sini dini hari, malahan ngga bisa tidur. Setelah shalat subuh dilanjutkan jalan-jalan ke pusat kota. Keluar dari hotel sudah disapa dengan mall Pasar Atum, bangunannya dari luar terlihat besar dengan dua tempat parkir yang berada di samping kanan dan kirinya. Tapi saat itu mall tersebut belum buka. Lanjut lagi jalan-jalan yang tak tau tujuannya dan ditemani orang ngga jelas pula.


Di Surabaya jalanan sangat ramai, banyak jalan yang dikhususkan untuk satu arah saja. Kerja polisi di sini cukup banyak, apalagi dengan banyaknya rute jalan yang padat. Dengan sigap mereka mengatur lalu lintas yang lalu lalang tiada henti.


Masih menelusuri jalanan yang tampak seperti pasar tumpah ini, di pinggir jalan banyak sekali pedagang baju yang sedang menjajakan dagangannya. Baju, celana, jaket, topi dan berbagai jenis lainnya yang diexport dari luar negeri kemudian dijual lagi di Indonesia. Jika dibandingkan dengan pakaian baru, harga barang-barang itu terbilang sangat miring. Dengan barang bermerk yang kondisinya masih layak pake kadang kita dapat membelinya dengan harga 20 ribu. Di sepanjang jalan yang tak tau namanya ini sangat ramai dikunjungi warga yang ingin dapat pakaian bagus dengan harga murah. Berbagai pernak-pernik khas Surabaya juga dijual, ada kaos dengan tulisan "i love Surabaya" sampai "wisata cinta dolly Surabaya". Tulisan ini bikin ngakak kami berdua.


Di sisi jalan juga ada penjual sate madura. Namanya agak aneh sih, "sate kelapa Madura". Dilihat dari pembeli yang antri untuk mendapatman sepiring sate ini, sepertinya satenya enak. Kami coba memesannya.

"pak sate dua porsi", kataku dengan bahasa Indonesia yang berlogat Klaten.

"Dua porsi? Dua tusuk?"

Waduh, kayaknya bapaknya bingung, ngga pernah denger kata porsi pak atau salah denger dengan kursi.

"Dua porsi pak"

"Dua porsi? Berapa? Dua piring?"

"Iya pak, dua piring, dimakan di sini ya pak".


Satenya cukup aneh, dagingnya sapi dengan balutan kelapa parut betwarna kuning. Disajikan dengan nasi dan sambal kacang yang sudah dicampur dengan bawang merah serta cabai. Di atas nasi ditaburi semacam parutan kelapa yang sudah dimasak mirip srundeng -parutan kelapa yang disangrai dan dibumbui- tapi warnanya agak orange. Setelah sampai di mulut, terasa enak sekali, ada rasa yang khas dari sate ini. Harga untuk sepiring hanya 6 ribu.


Lanjut ke tugu pahlawan yang berada di depan kantor gubernur Jawa Timur. Karena hari itu hari kerja suasana di sana sepi, hanya anak SD yang berolahraga di lapangan. Sebentar di sana mengabadikan diri di tugu pahlawan. Lanjut foto di depan kantor gubernur Jawa Timur.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar