Rabu, 15 September 2010

Jangan Bersedih Atas Sesuatu yang Tak Pantas Anda Sedihkan


Kebahagiaan seseorang akan semakin bertambah, berkembang, dan
mengakar adalah manakala ia mampu mengabaikan semua hal sepele yang
tak berguna. Karena, orang yang berambisi tinggi adalab yang lebih memilih
akhirat.

Syahdan, seorang ulama salaf memberi wasiat kepada saudaranya
demikian, "Bawalah ambisimu itu ke satu arah saja, yakni bertemu dengan
Allah, bahagia di akhirat, dan damai di sisi-Nya."

{Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabb-mu), tiada sesuatu pun dan
keadaanmu yang tersembunyi bagi Allah.}
(QS. Al-Haqqah: 18)


Tidak ada ambisi yang lebih mulia selain ambisi yang demikian itu.
Apalah arti sebuah ambisi yang hanya tertuju pada kepada kehidupan ini
saja. Karena, semua itu hanya akan bermuara pada ambisi untuk meraih
kedudukan, jabatan, emas perak, anak-anak, harta benda, nama besar dan
kemasyhuran, istana-istana dan rumah-rumah besar yang kesemuanya ini
akan musnah dan sirna.

Allah s.w.t. menggambarkan salah satu sifat musuh-musuh-Nya, yakni
kaum munafik sebagaimana berikut:

{Sedangkan yang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri. Mereka
menyangka yang tidak benar terhadap Allah.}
(QS. Ali Tmran: 154)

Begitulah, mereka hanya berambisi memuaskan hawa nafsu, perut, dan
syahwat mereka. Maka, mereka pun tak memiliki ambisi yang lebih tinggi
dari itu.

Syahdan, tatkala Rasulullah membaiat para sahabat di bawah suatu
pohon, ada seorang munafik yang justru meninggalkan baiat itu untuk
mencari untanya yang berwarna merah. Dan orang itu berkata, "Aku akan
lebih bahagia dengan menemukan untaku daripada aku ikut baiat yang
kalian lakukan itu." Maka Rasulullah pun berkata, "Kalian semua mendapat
ampunan, kecuali pemilik unta merah ini."

Bahkan, orang munafik seringkali tak hanya ingin menyesatkan dirinya
sendiri, tetapi juga acapkali mengajak para sahabat yang lain. Terbukti,
mereka misalnya pernah berkata, "Tak usahlah kalian berangkat perang
pada saat panas-panas begini." Maka, Allah pun menimpali demikian,
{Katakanlah: "Api neraka Jahannam itu jauh lebih panas."}
(QS. At-Taubah: 81)

Orang munafik yang lain pernah berkata,
{Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadihan saya
terjerumus ke dalam fitnah.}
(QS. At-Taubah: 49)

Itulah orang munafik. Dia hanya memikirkan keuntungan pribadinya saja.
{Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah.}
(QS. At-Taubah: 49)

Selain itu, orang munafik selalu mencemaskan harta dan keluarganya
saja. Terbukti, mereka pernah berkata,
{Harta dan keluarga kami telah merintangi kami, maka mohonkanlah ampunan
bagi kami.}
(QS. Al-Fath: 11)

Demikianlah, semua ambisi dan keiinginan mereka itu sangat rendah
sekali dan tak bernilai. Dan, ambisi seperti itu hanya akan dikejar oleh orangorang
bodoh yang tak berharga. Lain halnya dengan para sahabat yang agung,
karena mereka selalu mengharapkan keutamaan dan keridhaan dari Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar